Sirius Oswald

Sirius Oswald. Lahir tanggal 7 Mei, anak Taurus. Golongan darah A. Spades Queen dari Black Army. Status bujang umur 30 tahun. Paling “Dewasa” diantara semua higher up Black Army. Cinta damai. Hobi berkebun dan memasak. “Ibu” buat para anggota Black Army. Punya hewan peliharaan rakun namanya Chutney. Taktisi jenius di Black Army. Punya kemampuan untuk menjabat sebagai King, tapi ngga tertarik karena tidak sesuai dengan tujuan. Sobatnya Heart King dan Joker. Keluarganya punya toko bunga Canis Major.

Sirius Oswald in my opinion: minta di balang sendal swalow. Gemes, tapi sayang. Kalau berdasarkan cerita, umur Heroin sama Sirius jaraknya lumayan jauh, sekitar 5 tahun atau bahkan bisa lebih. Dan gara-gara gap umur yang jauh ini, overprotektif banget sama Heroin, diperlakukan ojou-chan abis pokoknya. Ngga heran Heroin jadi salah paham, baiknya kebangetan soalnya. Udah mana rules-nya kalau mau pulang, ngga boleh jatuh cinta, makin pusing tuh otak Heroin.

Hal yang bikin Sirius minta di balang sendal swalow adalah, pas Heroin bilang ingin stay, Sirius malah nyuruh maksa balik. Didorong lah Heroin ke lubang sebelum ketutup. Siapa yang ngga kesel coba? Belum beres juga itu masalah padahal. Sifat overprotektif Sirius ini yang bikin nyebelin, ngga mau melibatkan Heroin lebih jauh sama masalah cradle walaupun artinya mereka harus pisah. Baik sih maksudnya, tapi tetep aja nyebelin. Dan yang bikin gemes, pas Heroin mutusin balik ke cradle buat maki sekaligus bilang perasaannya ke Sirius, ternyata dijemput dong 😭. Gimana mau maki-maki kalau gini caranya..

Udahlah, aku sayang abang Sirius pokonya, love banget ❤️.

Domestic na Kanojo

Waktu anime-nya tayang Januari 2019 lalu, dunia internet lumayan heboh. Pasalnya mangaka-nya sama yang buat GE, Sasuga Kei. Aku pribadi belum baca GE, tapi responnya banyak yang bilang bagus, jadi ya ngga heran DomeKano (singkatan buat nama anime-nya) termasuk anime yang ditunggu. Opening anime ini juga superb, thanks to Minami buat lagunya Kawaki no Ameku. Suaranya mirip YUI, tapi lebih nge-rock. Keren pokoknya.

Dan gara-gara opening-nya, aku jadi baca lagi manga-nya (fyi aku ngga nonton anime-nya). Iya, dulu pernah baca pas DomeKano muncul di beranda web manga. Iseng baca sambil berharap jalan ceritanya bagus biar genrenya NTR (well, GE responnya bagus, ngga salah berharap kan?). FYI, NTR, Harem, Reverse Harem, dan yang sejenisnya bukan genre favoritku, tp kalau ceritanya oke, bakal aku baca. Dan chapter 1 sudah buat aku berpendapat gila, jadi aku langsung stop baca saat itu juga.

Ceritanya kurang lebih begini. Natsuo, cowok yang ternyata ganteng kalau kacamatanya dilepas, terjebak cinta segita dengan Kakak beradik Tachibana, Hina dan Rui. Hina adalah guru SMA sekaligus cinta pertama Natsuo. Sedangkan adiknya Rui, adalah orang yang meminta Natsuo untuk mengambil virginity-nya diawal mereka bertemu. Ketiganya ditakdirkan menjadi saudara karena Ayah Natsuo dan Ibu Tachibana bersaudara ini menikah.

Ini yang jadi alasan kenapa aku langsung stop baca manga-nya. Bukan karena hubungan saudara tiri mereka, lebih karena awal hubungan mereka sebelum jadi saudara aja udah rumit dan sekarang mereka terikat jadi saudara karena status perkawinan orang tua. Natsuo yang masih menyimpan rasa pada Hina. Rui juga mulai tertarik pada Natsuo dan dengan gamblang nunjukin perasaannya. Hina, yang dari awal berputar-putar, karena perhatian Natsuo mulai teralihkan akhirnya jujur mengatakan suka pada Natsuo.

Natsuo pilih siapa? Jelas cinta pertamanya. Karena status Guru-Murid-Saudara, tentu hubungan mereka dirahasiakan. Tapi karena ceroboh, akhirnya putus dan Hina pergi dari rumah. Kisah cinta Natsuo berakhir? Belum. Natsuo sekarang diperebutkan Rui sama teman sekelasnya, Momo. Ngga seperti ke Hina yang mengalah, Rui berjuang banget buat dapetin Natsuo dan perjuangannya pun berhasil.

Singkat cerita hubungan Natsuo-Rui ini berjalan cukup baik, walaupun Hina kembali ketengah mereka berdua. Ujian hubungan mereka justru saat Rui memutuskan untuk belajar ke Amerika a.k.a LDR. Awalnya masih berjalan baik, tapi saat Natsuo terkena writer block dan ngga cerita ke Rui, itu jadi masalah. Aku ngga berpengalaman sama relationship, tapi menurut manga ini, jika kamu ada masalah dan ngga cerita ke pasanganmu, sudah red flag buat kepercayaan. Karena alasan itulah, Rui akhirnya memutuskan hubungan dan berharap Natsuo bisa kembali menulis lagi.

Role play terbalik pun dimulai. Kalau dulu pas Natsuo diputusin Hina, Rui yang cheer up, sekarang kebalikannya. Lebih berkat Togen-Sensei (mentor menulis) sebenernya Natsuo akhirnya bisa nulis lagi. Tapi karena Hina standby juga, ya bisalah salah satunya karena Hina. Ngga bisa dipungkiri Tachibana bersaudara ini sesungguhnya masih suka sama Natsuo. Jadi, selepas masalah writer block-nya sudah selesai, giliran Natsuo memilih ingin dengan siapa dia menjalani kehidupannya.

Ending-nya good or bad? Menurutku sih, kampret. Guideline singkat, bad ending buatku masih lebih bagus daripada kampret. Bukan karena akhirnya sama siapa, tapi lebih kearah cara Sasuga Sensei mempersatukan Natsuo dengan cewek yang Sensei pilih itu kampret. Plot twist? Entah tapi kalau emang iya, sorry to say, but its fail. Ngga heran kalau Sasuga Sensei di julidin Netizen perkara ending DomeKano, sampai kudu istirahat dari dunia medsos. Akhir kata, apakah Domestic na Kanojo karangan Sasuga Kei rekomen? Jawaban aku ngga. Buang waktu dan harapan. Karena sehabis baca mangga ini, aku jadi punya perasaan menyesal dan itu ngga menyenangkan.

Sekian.

Otome Game

Halo halo! Balik lagi setelah sekian lama ngga nulis. Kangen? Banget. Kangen nulis ngga penting, haha. Sebenernya banyak banget yang pengen tak repiew, cuman ya itu, males. Kadar excited-nya masih kurang banget. Tapi, ini lagi di paksain lagi. Mengingat ini repiew yang menyenangkan (tapi keliatannya ngga ada repiew yang ngga menyenangkan sih disini haha).

Otome game. Tau kan? Itu lho, game yang bentuknya novel. Ya, mirip-mirip kayak baca manga atau light novel, tapi gamer yang nentuin takdir si heroin dengan hero-nya mau kayak apa berdasarkan opsi jawaban yang dipilih. Macam kamu ngisi soal pilihan ganda psikotes, ngga ada jawaban yang ngga bener. Tiap jawaban ada point yang bakal ngarahin si gamer ke takdir cerita yang mana. Ya, kita berasa dewa lah karena kita yang nentuin ceritanya mau kemana biar udah di plot sama developer-nya juga. Akhir-akhir ini, setelah sekian lama vakum dari dunia per-otome-an, aku mutusin balik lagi buat main.

Aku kenal otome game dari kuliah tingkat 1. Waktu itu pengen main game yang ada tema anime-nya di play store dan Destiny Ninja jadi otome yang direkomendasikan saat itu. Game otome buatan Shall we date ini bersejarah sekali buat aku di dunia per-otome-an. Selain jadi game otome pertama, ada satu CG yang menurutku oke sampai sekarang diantara CG lainnya. Cerita yang disodorkan pun menurutku bagus pada masanya. Judulnya Destiny Ninja karena para tokohnya memang ninja, tapi cuma 6 aja yang beneran ninja dan sisanya samurai. Cerita game ini modifikasi sejarah Jepang jaman Heian. Karena modifikasi, jadi ya beda jauh ceritanya sama sejarah yang asli biar tempat tempur atau beberapa nama tokohnya dibuat sama. Karena saya ini suka sekali cerita dengan tema sejarah, ditambah ninja yang saat itu sedang hype karena Naruto (aku kena hype ini tentu saja!), Aku riang sekali menemukan game ini.

Game ini sudah lama ditarik dari play store. Aku spoiler aja cerita umum si Destiny Ninja ini. Heroin kita adalah anak perempuan kesayangan satu-satunya dari seorang Daimyo loyal. Suatu hari, rumah heroin diserang oleh klan musuh. Sebelum penyerangan terjadi, Ayahnya meminta heroin untuk melarikan diri dari rumah dan mencari bantuan yang bisa dipercaya untuk merestorasi kembali rumahnya. Awalnya heroin tidak mau, namun karena keterbatasan waktu dan paksaan Ayahnya, heroin pun akhirnya melarikan diri sembari menangis. Di tengah perbatasan daerah, yang mana sekelilingnya hutan, heroin yang lelah akhirnya pun pingsan. Saat sadar, hal pertama yang Heroin lihat adalah Hero yang memang ditakdirkan untuknya.

Dari titik ini, gamer diminta untuk memilih Hero yang di takdirkan untuk Heroin. Destiny Ninja punya 10 Hero yang masing-masing punya ceritanya sendiri dengan inti yang sama. Setelah memilih Hero, barulah cerita sesungguhnya dimulai. Setelah kesadaran heroin penuh, sang Hero pun mengenalkan dirinya dan bertanya identitas heroin. Namun, heroin tersadar kedua kalinya dia tidak mengingat apapun selain namanya sendiri. Karena iba, sang Hero pun mengajak Heroin ke kediaman kapten Klan Minamoto, Yoshitsune yang merupakan salah satu dari Hero yang ditawarkan. Dari titik inilah, cerita cinta antara Heroin dan Hero berkembang. Lanjut langsung ke ending. Destiny Ninja menawarkan 3 ending, Honey, Sugar, dan Normal. Masing-masing ending punya taste tersendiri, tergantung dari jawaban yang dipilih selama cerita berlangsung. Buat tau kita dapet ending yang seperti apa, di home page game dibuat love metre yang akan bergerak setelah gamer memilih jawaban.

Udah sih, gitu aja gambaran besar cerita si Destiny Ninja ini. Plot kayak gini umum banget dipakai di otome game manapun biar ceritanya beda dengan yang lain. Apakah Destiny Ninja bagus? Buat saya sih iya. Gegara Destiny Ninja, saya keranjingan main otome sampai bosen dan vakum 2 tahun lamanya. Ini gegara pandemi aja, aku mutusin buat main otome lagi. Kenapa? Simple, aku punya banyak waktu untuk diem dirumah. Aku udah bosen baca manga, nungguin epsiode selanjutnya lama sekali. Aku juga ngga ngefans streaming anime, buang kuota soalnya huhu. Tapi mungkin banyak orang heran, kenapa banyak yang suka game macam begini? Mainnya cuma baca doang, sehari 5 chapter. Mini gamesnya juga sama sekali ngga seru. Malah bikin boros juga. Yep, memang bikin boros, kalau kamu mentalnya mental ngga sabaran.

Tapi tergantung si. Soalnya tiap orang kan preference-nya beda. Aku contohnya. Aku dasarnya emang suka main game. Game kasual asal aku bisa mainnya juga biasanya bakal suka aja kayak candy crush. Tapi, kalau preference, Aku lebih seneng main game yang ada ceritanya, apalagi game itu memang fokusnya lebih ke ceritanya daripada si game-nya itu sendiri. Ya termasuk si otome ini. Ngga cuma otome aja si, aku juga seneng main puzzle game yang ada ceritanya kayak punya SECC contohnya. Ah, game buatan mereka mah the best buat aku yang seneng cerita thriller, detective, dan puzzle games. Ciamik lah pokoknya. Tasokare Hotel, game terbaru mereka, aku kasih bintang 5 dari 5. Sebagus itu asli. Advertisement mereka aja udah menggoda banget buat main. Aku sampai rela beli hape baru dengan RAM dan memory internal yang memadai cuma biar bisa main Tasokare Hotel. Semupeng itu aku main game ini. Puas rasanya 3 bulan nyelesein game-nya dan bagus banget. Rekomended banget-banget.

Balik lagi ke game otome. Intinya mah, peminat game otome tuh banyak biar mungkin orang liatnya game ini ngebosenin. Lagian, marketing buat game RPG macam gini adalah para Maiden yang suka sama shoujo genre, bishounen, nge-idol-in seiyuu, dll. Ya, kulturnya mah ada lah. Buat yang masih ngga paham kenapa kita suka otome game, nih aku kasih bocoran umumnya.

1.Seiyuu. Iya, otome tanpa Seiyuu bagai sayur kurang micin a.k.a kurang sedep. Dia penghidup si chara-chara otome ini masalahnya. Udah mana seiyuu-nya kebanyakan yang memang di gandrungi para Maiden ini, macam Hiro Shimono, Natsuki Hanae, Yuki Kaji, Sugita Tomokazu, Aoi Shouta, Nobunaga Shimozaki, dkk lah pokoknya. Banyak sih sebenarnya ngga cuma mereka, tapi itu yang aku tau sih selama ini main. Malahan, jaman Destiny Ninja dia ngga ada Seiyuu ataupun musik. Baru ada Seiyuu itu pas di Ikemen Sengoku punya Cybird. Itu di platform Android ya. Sepertinya kalau orang Jepang-nya mah lebih seneng main di konsol sih, dia si CG-nya itu full di cover sama Seiyuu suaranya. Kalau di Android, dia cuma sebagian kecil aja si Seiyuunya ngomong. Ya, paham sih, kalau main di konsol kan game-nya dibeli dan ngga murah juga. Kalau di Android kita bisa mainin secara gratis. Pengen sebenernya main di konsol, cuman tuh ya ngga ada translate bahasa Inggris, jadi aku ngga akan paham mereka ngomong apa, kan sedih. Katanya sih bisa pake google translate, tapi akunya ngga paham.

2. Cerita. Rata-rata ceritanya shoujo atau josei punya sih. Balik lagi ke marketing buat para Maiden ya. Ceritanya so far romantis semua sih otome game ini. Ya, marketingnya aja buat para Maiden, kan pengen bikin badump! Jantung para gamer-nya.

3. Avatar. Buat ngingetin kalau ini adalah game, dibuatlah Avatar. Di beberapa titik point cerita, biar bisa lolos ke babak selanjutnya ada yang namanya poin beauty. Avatar ini fungsinya buat di dandanin biar dapet poin beauty sesuai requirement. Jadi, banyak cute item bertebaran disini yang bikin gamer laper mata pengen beli biar avatarnya keliatan cute. Ini nih yang aku bilang bikin boros. Yep, Ngga semua itemnya gratis. Otome game ini sistemnya adalah in game purchase.

4. Event. Aku ngga tau ya paltform konsol ada event atau ngga, tapi kalau di Android atau Apple ada. Event ini semacam ova kalau di anime, jadi side story yang ngga ada hubungannya sama cerita utama. Rata-rata cerita ova ini refreshing sekali karena ceritanya bener-bener beda.

Itu sih yang menurutku jadi daya tarik. Kalau aku pribadi mah, main game otome lebih peduli ceritanya dengan beberapa tokoh, jadi event ataupun Avatar ngga aku peduliin. Kalau di bilang mahal, memang mahal sih menurutku juga untuk sebuah game. Asli, game otome tuh memang mahal biar mainnya begitu doang. Ini dibandingin sama game RPG yang ada ceritanya juga ya, terus grafik gambarnya juga 3D, bagus lagi kayak orang asli yang main. Game otome jauh dari grafik 3D, mereka masih pakem dengan gambar 2D atau khas anime, tapi harga yang di sodorkan tuh ya, ga beda jauh sama game RPG yang grafiknya udah 3D. Ini menurutku aja tanpa nyari data, tapi keliatannya otome game itu sistemnya kayak idol. Makannya dibuat mahal karena item-item game-nya itu dibuat eksklusif, terus cuma ada di waktu tertentu. Seiyuu juga berperan penting sih biar si game bisa makin hidup. Ya ngga beda jauh sama orang yang nge idol K-Pop lah. Makannya, aslinya sih, daripada main di platform Andro, kalau kamu bisa bahasa Jepang dan punya uang lebih, mending beli konsol+game-nya, main sepuas hatimu disitu.

Ya, itu ulasan otome game secara singkat. Ini gambaran dari aku yang bukan gamer otome addict ya. Ini ulasan dari aku yang seneng main game otome secara rasional a.k.a gratisan, haha. Ini baru ulasan game otome, belum ngarah ke yang spesifik judul biar udah nyeritain 1 judul juga disini. Nanti kita cerita lagi, sekian.

Happy wedding Sist!

Tanggal 22 Februari ini kakak nikah. How do I feel? Happy and..

There’s part of me that not really happy.

Jangan bilang siapa-siapa, sejujurnya ada sebesit rasa ngga ikhlas kakak akhirnya nikah. Bukan berarti ngga senang juga. I’m happy for her if she’s happy, cuma ya rasa cemburu aku aja ini sih makannya jadi rada ngga ikhlas. Mungkin karena She’s my comfort zone. Berasa aneh aja kalau ngumpul ngga akan berlima lagi. Yup I’m a little bit sad tapi ya sudahlah, nanti juga terbiasa.

Terus..

Giliran gue yang bakal ditanya terus kapan nyusul.

Kepala mulai nyut-nyutan asli. Aku ngga tertarik kehidupan nikah eh. Tapi kenapa sekelilingku pada nanyain Mulu..

Sebodolah ya, kalau emang ada ya udah. Kalau ngga ada ya udah. Santuy~

Live Action

Aku yakin ngga ada satu pun penikmat film yang ngga tau apa itu live action. Biar lebih afdol aja dan sok iya, mari kita artikan. Berhubung aku anaknya pemalas, aku cari apa yang ada dan disediakan oleh Google dan dapatlah Wikipedia. Menurut wikipedia, live action merujuk pada sinematografi dan videografi yang tidak diproduksi menggunakan animasi. Intinya, live action itu film yang di adaptasi dari buku (novel, komik, manga, biografi, dsb), animasi, bahkan game dan hasil produknya bukan animasi, melainkan aktor atau aktris yang memerankan para tokoh/karakter menjadi hidup. Itu menurutku.

Apa aja live action yang sudah diproduksi sampai saat ini? Banyak, ada Marvel, DC, Harry Potter, Gost in the Shell, Beauty and the Beast, dan banyak lagi. Jepang termasuk yang banyak memproduksi live act dari manga dan novel. Hasilnya pun beragam dari yang sukses, biasa aja, bahkan yang gagal pun ada. Tergantung pendapat masing-masing karena balik lagi ke selera. Kalau menurutku, live act yang berhasil banget itu Rurouni Kenshin a.k.a Samurai X. Bener deh, epiknya kebangetan. Ngga nyangka aja bisa sebagus itu filmnya. Aku yang bukan penggemar manga atau animenya aja dapet feelnya sampai mikir, “Ya ampun, kemana aja gue sampai sekarang baru liat Samurai X,”

Dari live act juga, kalau pemeran utamanya ganteng/cantik/cakep/manis/imut/baby face, pasti pengen tau siapa namanya 😅.

Mulai dari sini fangirlku kumat..

Pertama liat live act itu dari Detective Conan. Shinichi Kudou diperankan oleh Shun Oguri, abang tengil nan songong. Kalau liat dulu, bang Oguri ini setiap dapat peran selalu yang cool, tengil, sombong. Secara diliat dari mukanya aja udah mendukung. Sekarang aja ngga nyangka meranin Gintama, jatuh harga diri abang bener. Secara, itu tokoh cool yang ternistakan menurutku. Not in a bad manner. Gintama punya sisi menariknya sendiri, cuman ngga nyangka aja bang Oguri nerima tawaran peran jadi Gintama.

Lanjut ke Haruma Miura yang berperan jadi Shouta, hero di Kimi ni Todoke. Aku berani jamin yang habis liat film ini pada baper liat hero dan heroinnya. Secara, lawan mainnya Mikako Tabe yang jadi Sawako, cute. Very, very cute in their way. Yup, kalau liat live act shoujo yang sekarang menurutku belum ada yang bisa ngalahin chemistry mereka sih. Sampai pernah mengira mereka in relationship di dunia nyata, tapi faktanya tidak. In to it banget memang.

Terus Osamu Mukai yang berperan jadi Jouji di Paradise Kiss. Abang item manis, senyumnya bikin meleleh. Legit banget. Ngga ada after effect apapun sih ini filmnya, cuma kegaet aja sama bang Osamu pas pertama kali liat. Lanjut ke Kenichi Matsuyama. Siapa yang ngga kegaet sama abang satu ini sehabis liat live act Death Note? Kurasa mustahil. Sesuai julukannya, aktor bunglon, L dibawa hidup ke layar dan ngga ada yang bisa berperan sebagus bang Kenichi. Serius.

Samurai X, yang kataku live actnya bagus, itu ngga bisa lepas dari pemainnya. Takeru Sato yang berperan jadi Kenshin, he played it really well. Applaus deh buat abang. Sebelum ke Samurai X, dia sempet main di live act The Liar and His Lover. Dari situ paham bang Takeru bisa main musik. Lawan mainnya, Kamiki Ryunosuke juga ngga kalah. Bang Kamiki berperan jadi Sojiro Seta, antagonis yang disadarkan oleh Kenshin. Mereka lanjut dari musuh jadi partner in crime di Bakugan. Filmnya ngga diragukan lagi, bagus banget.

Makin kesini aktornya kebanyakan live actnya manga shoujo. Dari semua kategori manga, shoujo emang paling banyak yang diadaptasi ke live act. Ini menurutku sih, tapi genre shoujo yang dominan romace dan school life lebih gampang direalisasikan dari segi latar, kostum, dll. Tinggal gimana hero dan heroinnya membangun chemistry, kayak Kimi ni Todoke contohnya.

Ada Kento Yamazaki, si Ouji-sama nya live act manga shoujo. Mulai dari Orange, LDK, Heroin Disqualified, Wolf Girl and Black Prince, dll. Asli, berasa disitu ada shoujo pasti ada dia. Bang Kento juga pernah main genre shounen, tapi ini masih school life yang masih ada bau shoujonya. Di Your Lie in April aku ngga bisa nolak pesonanya yang pake kacamata, sama di One Week Friends, baru sekali itu peran si abang beda dari yang cool kayak biasanya. Nama bang Kento intinya lagi menjamur sekarang ini di Jepang.

Film Heroin Disqualified, yang peran utamanya Kento Yamazaki, jujur aku biasa aja (mungkin bosan liat abang terus). Aku justru malah kegaet second heronya, Sakaguchi Kentaro. Pesonanya dia itu, udah kalau senyum manis, badannya tinggi pula, lengkap. Di The 100 Love with You, main bareng Miwa, aku ga kuat bener. Abang senyum aku ikutan senyum, abang sedih pengen aku pukpuk. Setiap hero yang bang Kentaro peranin bisa dibilang tipikal hero yang aku suka. Ringan tangan, tapi baik bangetnya cuma ke orang yang dia sayang aja. Udah mana easy going, mulutnya ngga manis, tapi juga ngga jahat. Perpaduan yang oke dan bang Kentaro juga oke jadi ya perfect 💯.

Lanjut Masahiro Higashide. Abang Masahiro pertamakali liat di Blue Sky Ride. Di film yang sama juga, ada Yudai Chiba yang jadi saingan rebutan Heroin. Blue Sky Ride itu school life, anak SMA, tapi mereka yang main jadi hero usianya udah diatas 25 semua. Bang Masahiro kebetulan aja cakep awet muda. Tapi khusus bang Yudai, kalau ngga liat tahun berapa dia lahir pasti nyangkanya seusia Kento Yamazaki. Se-baby face itu memang bang Yudai itu. Fun fact, kalau merhatiin gigi depannya, mirip kayak kelinci, which is, cute.

Udah sih keliatannya itu aja aktor yang aku tangkep (berasa ikan). Sisanya cuma kearah oh iya tau, tapi ya biasa aja. Kalau disuruh pilih yang aku sebutin, buat sekarang Kentaro Sakaguchi sama Takeru Sato sih. Why? Ngga tau sih kalau yang lain, tapi kalau aku ngga bosen liat mereka main film. Bisa dibilang tokoh yang mereka ambil variatif karakternya. Kalau Kentaro memang belum sevariatif bang Takeru (usia mempengaruhi pengalaman), tapi dia bisa milih yang ngga gitu-gitu aja perannya. Kalau bang Takeru, jangankan protagonis, jadi antagonis aja dia lakoni. Makannya ngga bosen liat mereka berdua itu.

Kalau Yamazaki Kento, jujur sometimes bosan aku liatnya terus, saking lagi naik daunnya. Shun Oguri ya di Gintama, Haruma Miura sama Yudai Chiba lagi sibuk jadi model. Masahiro Higashide ngga tau lagi sibuk apa. Kenichi Matsuyama sibuk sama keluarganya. Kamiki Ryunosuke terakhir dia jadi seiyuu di Kimi no Na Wa jadi Taki. Ya begitulah. Sudahlah, akhiri saja. Bye.

Ichirei Shite, Kissu

Betul, itu manga karyanya Kaga Yakko, tapi aku ngga baca manganya. Aku justru liat Live Actionnya. Iya, live action, film adaptasi dari manga atau novel. Bahas atau review film ini ngga ada di campaign atau tulisanku yang Anak Baru, jadi aku tambahin disini aja kalau-kalau ada yang protes. Aku malas edit soalnya. Jadi, selain buku aku juga bakal review manga, film, dan lain-lain yang aku suka atau baru aku tonton dan kebetulan pengen nulis. Jadi, bakal random banget nanti, sesuai sama yang mau aku tulis. Bodo amat ya, blog sendiri ini.

Balik ke topik. Sinopsis filmnya kurang lebih begini , An Kishimoto (Elaiza Ikeda) adalah seorang kapten klub archery di SMA-nya. Di tahun ketiga dia bersekolah, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari klub tersebut karena ingin fokus belajar untuk ujian. Namun, menurut Youta Mikami (Masaki Nakao), itu cuma jadi alasan senpainya (mereka beda setahun) agar ngga ikut turnamen. Mikami paling tau betul senpainya ini paling rajin latihan untuk menghadapi turnamen. Agar ngga sia-sia, Mikami akhirnya memaksa senpainya untuk ikut turnamen terakhir kalinya. Dan sepanjang cerita banyak konflik yang terjadi, dan akhirnya mereka pacaran.

Udah, gitu doang. Khas jalan cerita live action buat genre shoujo yang mainstream menurutku. Mainstream karena ya, genre shoujo umumnya seperti itu. Cowoknya yang sok-sokan cool macam freezer di kulkas, ceweknya yang meek, atau terlalu clingy sama cowoknya. Tapi ngga semua genre shoujo kayak gitu, ada beberapa yang menurut aku bagus dan antimainstream. Nanti dibahas lain kali mungkin kalau aku lagi ada wangsit buat nulisnya.

Live actionnya udah 2 tahun yang lalu rilisnya, sekitar 2017 berarti ya. Belum terlalu lama lah untuk ukuran film. Awal tertarik download film ini adalah karena ada archery-nya. Iya, aku suka panahan tapi ngga bisa mainnya. Selebihnya biasa aja kalau kataku sih, bukan genre aku soalnya (padahal di laptop live action shoujo itu banyak dan masih disimpenin). Aku kasih nilai 6 dari 10 poin. Tonton aja kalau memang tertarik dengan genre school, shoujo, drama, slice of life, dan romance.

Anak Baru

Sesuai judul, aku baru banget di dunia blog. Dulu pernah buat blog tapi sebatas tugas dari dosen yang kudu dikerjain. Selesainya entah kemana , haha.

Kenapa tiba-tiba tertarik ingin bikin blog? Udah ada niatan dari dulu sebenernya, cuman ngga pernah sempet dan bingung mau ngapain juga di blog. Sampai niatan itu terlintas lagi semalam sebelum tidur. Ngga ada angin ngga ada hujan aku nulis di catatan smartphone itu lancar banget. Jadi kepikiran niat bikin blog datang lagi. Walhasil inilah blog pertama yang bener-bener isinya ‘aku’.

Blog ini sesuai dengan time line-nya, tempat singgah untuk rehat sejenak dari kepenatan dunia dan seisinya. Tempat singgah buat aku sendiri sebenernya. Kalau ada yang mampir untuk ikutan rehat juga silahkan, komen macam apapun silahkan. Karena ini bakal jadi tempat curcol gaje bin ajaib. Suapaya berfaedah sedikit, aku tambahin review buku yang jadi kesukaan aku atau aku posting foto-foto amatiran yang aku tangkap. Betul sekali, aku serba pemula disini, jadi jangan berharap banyak tentang isi konten blog ini karena 100% isinya egois, all about me. Udah, gitu aja. Aku ngga akan nulis selain perkenalan hari ini. Lagi pengen nabung semalam satu cerita, biar pendek juga ngga apa-apa. Semoga ngga malas, amin.